Headlines News :
Home » » Persaudaraan Anshor dengan Muhajirin

Persaudaraan Anshor dengan Muhajirin

Written By Madani on Kamis, 28 November 2013 | 06.57

Oleh: Muhammad Ajib

إن الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِل لَهُ وَمَنْ يضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَن سَيِّدَنَا مُحَمدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبيّ بَعْدَهُ، اللهُم فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النبِيِّ الْكَرِيْمِ وَعلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ…
أَمّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَن اتّقَى…
قَالَ اللهُ تَعَالَى :“يَآأَيّهَا الّذِيْنَ ءَامَنُوا اتّقُوا اللهَ حَق تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلا وَأَنْتُمْ مسْلِمُونَ”.

Marilah kita bersama-sama senantiasa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Bahwasannya tidak ada perbedaan antara seseorang dengan seorang yang lainnya kecuali taqwanya. Maka alangkah bahagia dan beruntungnya orang yang termasuk dalam golongan muttaqin. Karena kelak akan mendapat tempat dan maqam yang mulia di sisi Ilahi.

Baru saja kita memasuki tahun 1435 Hijriyah, sejarah tahun baru Islam ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan perintiwa hijrah nabi saw. yang sarat dengan makna dan pelajaran bagi umat Islam. Dan Sejarah telah mencatat bahwa Khalifah Umar bin Khattab adalah orang yang pertama kali menetapkan penanggalan hijriyah atas usul  imam ALI . mengapa penanggalan islam ini di mulai dari hijrahnya Nabi bukan dari kelahiran Nabi, atau dimulai dari pertama kali turunnya wahyu . karena peristiwa hijrah mengandung  banyak pelajaran dan hikmah yang besar sekali.

Secara bahasa hijrah artinya meninggalkan suatu tempat. Secara istilah , Menurut Ar Raghib al Ashfahany, hijrah berarti keluar dari darul kufur, yakni keluar daari wilayah yang tidak menerapkan hukum-hukum Islam, menuju darul iman (yakni wilayah yg menerapkan seluruh hukum Islam)

Hijrahnya Nabi dari Makkah ke Madinah merupakan peristiwa penting yang mengubah wajah umat Islam saat itu. Umat yang awalnya tertindas & teraniaya di Makkah selama 13 tahun, setelah hijrah ke Madinah dan berhasil menegakkan tatanan masyarakat yang islamy dalam sebuah negara, berubah menjadi umat yang mulia, kuat dan disegani. Oleh karena itu tatkala mendiskusikan tentang penanggalan Islam, Umar bin Khaththab ra. menyatakan:
بل نؤرخ لمهاجرة رسول الله، فإن مهاجرته فرق بين الحق والباطل

Bahkan kita akan menghitung penanggalan berdasarkan hijrahnya Rasulullah, sesungguhnya Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Dengan Dipakainya kalender hijriyah dimaksudkan agar umat islam senantiasa bisa mengambil ibroh atau pelajaran akan makna hijrah

Setelah menetap dimadinah Nabi Muhammad SAW mulai mengatur strategi untuk membentuk masyarakat Islam yang terbebas dari ancaman dan tekanan

Hal pertama yang dilakukan Rasulullah begitu beliau menginjakkan kaki di kota Madinah adalah mendirikan masjid. Masjid ini tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah ritual melainkan juga sebagai pusat pengkaderan pejuang-pejuang islam , sebagai pusat segala aktifitas masyarakat Islam, baik dalam bidang spiritual maupun keduniaan. Di dalam lingkungan masjid inilah masyarakat Madinah menimba berbagai ilmu pengetahuan. Mulai ilmu pengetahuan keagamaan hingga ilmu pengetahuan umum.

Hal Kedua yang dilakukan rosululloh ialah mempersaudarakan, mempertalikan hubungan kekeluargaan atara penduduk Madinah dengan orang-orang yang ikut hijrah dari Makah.
Hal Ketiga yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ialah mengadakan perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslim dengan orang-orang selain muslim.

Dalam kesempatan khutbah ini kami ingin menekankan betapa pentingnya persaudaraan antar umat islam. Bahwa Ajaran Islam mendorong persatuan dan solidaritas di antara kaum Muslimin tanpa memandang perbedaan ras, etnis, bahasa dan mazhab
untuk mengikat umat Islam yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah ke dalam suatu ikatan masyarakat yang kuat, senasib, seperjuangan dengan semangat persaudaraan Islam Nabi mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar.

Ja’far bin abi tholib di persaudarakan dengan mu’ad bin jabal, hamzah bin abdul mutholib dengan zaid bin harisah, abu bakar dengan khorijah bin zuhair, umar bin khottob dengan utban bin malik, abdurrohman bin auf dengan saad ibnu robi’ dll

Sedang  Ali bin Abi Thalib dipilih untuk menjadi saudara Baginda Nabi sendiri. Selanjutnya setiap kaum Muhajirin dipersaudarakan dengan kaum Anshar dan persaudaraan itu seperti saudara kandung sendiri.bahkan Mereka lebih mementingkan saudaranya daripada dirinya sendiri

Karat-karat dendam dan noda-noda jahiliyah telah dibersihkan dari hati mereka. Rasulullah Saw adalah rahmat untuk menjaga dan mengokohkan persatuan. Mereka amalkan dan pegang teguh firman alloh.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. 
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara.”,

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 
وكونوا عباد الله إخوانا ، المسلم أخو المسلم ، لا يظلمه ولا يخذله ولا يحقره ،
“Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.”
Begitulah generasi Islam pertama -semoga keridhaan Allah atas mereka-  dalam memahami makna persaudaraan dan kekeluargaan dalam Islam yang agung ini. Iman dalam dada telah menumbuhkan rasa cinta, kedekatan, dan persaudaraan yang paling luhur dan abadi di antara mereka. Mereka ibarat satu tubuh, satu hati, dan satu tangan. Dan inilah karunia Allah yang selalu diingat-ingatkan Alloh kepada mereka pada surat Al-Anfal ayat 63
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
dan dialah Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.
Kaum Anshar begitu tulus dalam menjalin dan menolong kaum muhajirin . sehingga Allah berkenan mengabadikan keluhuran budi kaum Anshar itu dalam Al-Qur’an agar dikenang oleh manusia sepanjang zaman. Hingga kini keluhuran itu masih tampak bersinar terang di permukaan wajah zaman. Tentang kaum Anshar Allah berfirman,
وَ الَّذينَ تَبَوَّؤُا الدَّارَ وَ الْإيمانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هاجَرَ إِلَيْهِمْ وَ لا يَجِدُونَ في‏ صُدُورِهِمْ حاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَ يُؤْثِرُونَ عَلى‏ أَنْفُسِهِمْ وَ لَوْ كانَ بِهِمْ خَصاصَةٌ وَ مَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan mereka (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)
وَ الَّذينَ جاؤُ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنا وَ لِإِخْوانِنَا الَّذينَ سَبَقُونا بِالْإيمانِ وَ لا تَجْعَلْ في‏ قُلُوبِنا غِلاًّ لِلَّذينَ آمَنُوا رَبَّنا إِنَّكَ رَؤُفٌ رَحيمٌ
Dan (pula) orang-orang yang datang sesudah mereka, mereka itu berkata; "Ya Tuhan kami! Ampunilah kami dan saudara¬saudara kami yang telah men¬dahului kami dengan iman dan janganlah Engkau jadikan di da¬lam hati kami rasa dengki kepada orang-orang yang beriman; Tuhan kami! Sesungguhnya Eng¬kau adalah Maha Penyantun, Maha Penyayang.
Begitulah putera-putera Islam selanjutnya menapaki tangga keluhuran khususnya generasi pertama yang jiwa-jiwa mereka dipenuhi oleh rasa persaudaraan imani. Pada mereka tak ada perbedaan antara Muhajir dan Anshar, tak ada jarak antara orang Mekkah dengan orang Yaman. Mereka lebur dalam ummatan wahidah, umat islam. Inilah rahasianya, mengapa dulu umat islam mampu membangun peraaban dunia. Tak lain karena persatuan ummat islam begitu kokoh. Tidak tersekat dalam kotak2 suku, kabilah dll.
Bila kita membaca Al-Qur’an,membaca Sunah Rasul yang agung, dan sejarah para leluhur dari putera-putera terbaik agama ini, niscaya akan kita temukan semua yang dapat menyejukkan mata dan menenteramkan hati kita. sungguh amat jauh dari keadaan umat islam saat ini
Sebagai akhir khutbah ini kami tekankankan Bahwa Ajaran Islam mendorong persatuan dan solidaritas di antara kaum Muslimin tanpa memandang perbedaan ras, etnis, bahasa dan mazhab. bukan malah sebaliknya ajaran yang suka mengkafirkaan, menuduh sesat yang diluar kelompoknya, membidahkan sesama muslim.

Umat Islam yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa secara bersamaan menyuarakan kalimat Tauhid "La Ilaha Illa Allah" dan mempercayai risalah Nabi Muhammad Saw serta meyakini bahwa Islam adalah agama penutup. Umat Islam meyakini al-Quran sebagai kitab suci langit yang menjadi pedoman bagi mereka dalam menjalani kehidupan. Mereka menunaikan salat ke arah kiblat yang sama dan melaksanakan ibadah haji di tanah suci Mekah serta menjadikan Idul Kurban sebagai hari raya umat Islam. Selain itu, umat Islam juga mencintai keluarga Rasulullah Saw dan menghormatinya.
Semua hal tersebut telah cukup untuk menyambungkan hati-hati umat Islam dan menggugah perasaan persaudaraan di antara mereka. Dengan tujuan dan perasaan yang sama itu, umat Islam dapat menciptakan persatuan dan solidaritas, dan menjamin kepentingan-kepentingan bersama.
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ – إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا- بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْاَنِ الْعَظِيم، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَ الذِّكْرِ الحْكِيْم اَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيمَْ – لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوهُ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُ الرَّحِيمِ

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Radio NU Online

ANSORUNA - Ikhtiar Melawan Lupa

×

Popular Posts

PAC GP ANSOR GENUK



 
Support : Warta Madani | Sciena Madani | Ansoruna
Proudly powered by PAC GP Ansor Genuk Semarang
Copyright © 2011. Ansoruna - GP Ansor Genuk Semarang - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template