Headlines News :
Home » » Pelajaran dari Peristiwa Qurban

Pelajaran dari Peristiwa Qurban

Written By Unknown on Rabu, 02 Januari 2013 | 06.28

M. Subekhi

1. Peristiwa disyariatkan berkurbann
Setiasp tanggal 10 Dzul Hijjah ummat Islam di seluruh penjuru dunia kembali merayakan hari Raya Iedul Adha. Iedul Adha berarti kembali semangat berkurban.
Sebuah Peristiwa yang berkaitan dengan disyariatkan ibadah kurban yaitu peritiwa Allah memerintahkan Nabi Ibrahim agar menyembelih putra tercintanya yaitu Nabi Ismail ’Alaihi salam. Betapapun beratnya apapun resikonya, karena itu merupakan perintah Allah SWT, maka Nabi Ibrahim rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail pun menunjukan kesediaan untuk disembelih. Inilah bukti ketaatan dan kepasrahan serta pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menyerahkan semua urusanya hanya mencari ridlo Allah SWT.

Begitu beratnya Ibrahim melakukan perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail. Ketika Ibrahim melangkah ke luar rumah sambil menuntun putranya, Ismail, menuju tempat penyembelihan, langkah perjalanan tidaklah lancar secara batiniyah. Setan yang telah mempersonifikasi dirinya datang menjumpai Ibrahim.

Ia merayu agar Ibrahim membatalkan niatnya; menyembelih anaknya sendiri. “Ismail adalah satu-satunya anakmu. Jika disembelih, siapa yang akan meneruskan perjuanganmu ?. Lihatlah betapa tampan dan lucu wajah Ismail. Sebentar lagi darah mengalir dari lehernya, wajahnya menjadi pucat saat kau menyembelihnya” Kalimat-kalimat godaan setan itu terus dituturkan kepada Ibrahim. Dengan ketabahannya, dihalaunya semua bisikan setan yang meggoda. Dia lempari setan dengan kerikil-kerikil di sekitaranya.

Gagal mengoda Ibrahim, setan tidak berhenti. Setan menakut nakuti Ismail betapa sakit rasanya ketika pisau tajam menyayat lehernya. Tapi seteguh ayahnya Ismail tak tergoda. Ismail melempari setan dengan kerikil pula.

Gagal menggoda ismail, setan menggoda Ibu Hajar, ibunda Ismail. Siapa tahu hati perempuan mudah goyah. Jika goyah pasti dia menyusul suami dan anaknya sambil meminta agar rencananya dibatalkan. “Tidakkah kamu sayang kepada anakmu yang kau bela mati-matian dengan berlari dari bukit Shofa ke Marwa untuk mencari air minum?” Bisik setan. Tidak disangka Hajar pun tetap tegar meski hatinya pilu anaknya disembelih. Agar tidak terpengaruh, dia pun memungut kerikil di sekitarnya dan melempari setan yang menggoda. Ibrahim dan keluarganya berhasil menghalau godaan setan.

Pada saat puncaknya saat menegangkan, saat Ibrahim sudah siap menyembelih anak tercintanya. Allahu Akbar. Ketika pisau akan menyayat leher Ismail saat itulah Jibril menggantinya dengan kambing kibas dari surga.

Pada Hari Raya ‘Idul Adha ini, sesungguhnya umat Islam diajak untuk merenung kembali peristiwa tersebut, artinya ketaatan, kepasrahan dan pengorbanan kepada Allah merupakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap umat mansuai. Sehingga Allah mengabadikan peristiwa itu kepada umat-umat setelah Nabi Ibrahim Alaihissalam, terutama kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya melalui firman-Nya:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah yang terputus

Turunya ayat tersebut disebabkan adanya julukan “Abtar” dari orang-orang Quraisy kepada Nabi Muhammad setelah putranya yang bernama Qosim meninggal dunia. Nabipun teramat susah karena dianggap “Abtar”, yang maksudnya putus, tidak punya keturunan laki-laki yang bisa melanjutkan perjuanganya. Namun pada akhirnya Rasulullah bisa tersenyum setelah diturunkanya surat Al-Kautsar tersebut dibarengi dengan keterangan yang jelas bahwa sesungguhnya orang-orang yang benci kepada Rasulullah itulah yang dimaksud “Abtar”, yaitu terputus dari rahmat Allah dan tidak punya keturunan anak yang sholeh dan tidak berkah hidupnya, dan lain-lain.
2. Pelajaran dari peristiwa berkurban
Setidaknya ada 5 (Lima ) pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa berkurban tersebut :
a. Mendidik anak menjadi sholih adalah kewajiban orang tua.

Ketika Nabi Ibrahim a.s memberitahukan kepada Ismail a.s tentang mimpinya yaitu perintah Allah untuk menyembelihnya, Ismail pun tanpa ragu dan takut berkata,” “Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).

Jika Ismail a.s bukan termasuk anak shalih niscaya beliau akan menolak dengan keras. apalagi perintah itu menyangkut hidup atau mati. namun karena yang memerintahkan adalah Allah, maka beliau tidak sedikitpun menolak. beda dengan anak zaman sekarang, mereka sering sekali mendurhakai orang tua. menolak keinginan orang tua sudah menjadi hal yang biasa. inilah perlunya orang tua mendidik anak menjadi shalih. agar ketika dewasa kelak tidak merepotkan orang tua, bahkan sebaliknya membuat orang tua selalu tersenyum dan bangga akan akhlaq anaknya.

b. Ingin punya anak shalih dimulai dari orang tua yang shalih.
Orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak. setiap kata dan kelakuan orang tua akan ditiru oleh anak. jika orang tua menginginkan anak menjadi shalih, maka orang tua harus shalih terlebih dahulu. kalau menginginkan anak taat dan rajin beribadah, maka orang tua juga harus lebih rajin beribadah. hal inilah yang ada dalam diri Nabi Ibrahim a.s. beliau sangat taat kepada Allah swt. maka tidak heran kalau anaknya juga menjadi shalih. begitu juga dengan istrinya Siti Hajar, beliau adalah sosok seorang ibu yang taat kepada Allah. 

Keluarga nabi Ibrohim inilah yang patut kita teladani. dengan ujian yang sangat berat, mereka mampu melewatinya. semua itu karena mereka yakin adanya hikmah perintah Allah.
c. Mengorbankan kecintaan dunia menuju cinta Allah semata
Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim a.s untuk menyembelih Ismail a.s, tanpa ada pengingkaran sedikitpun beliau melaksanakan perintah tersebut. begitu seharusnya ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk melaksanakan perintah-Nya maka tidak ada kata menolak. karena dibalik perintah itu terdapat kebaikan untuk kita

d. Berqurban perlu dengan materi.
Taat kepada Allah bukan hanya sekedar ucapan dan niat dalam hati, tapi perlu tindakan yang nyata. sebab kadangkala manusia mempunyai sifat pelit. merasa sudah capek bekerja, maka berat untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah. dengan adanya iedul adha ini diharapkan ummat islam membuang rasa terlalau senang pada keduniaannya, membuang sifat pelitnya untuk sedikit berkuban, karena pada hakekatnya, harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah.

e. Menghilangkan sifat –sifat bahaimiyyah
Ajaran islam menetapkan, bahwa ibadah kurban dengan cara menyembelih binatang ternak (binatang jinak, misalnya; unta, sapi, kerbau, dan kambing), khusus. Bukan dengan pengorbanan harta benda yang lain. Ini adalah pesan moral secara khusus dari Allah Dzat yang Maha Pencipta kepada umat manusia, yang kebanyakan bermental rendah, yakni mental kebinatang jinakan (bahimiy).

Mental kebinatang jinakan itu adalah orientasi hidup sebagaimana binatang jinak yang hanya mengejar kenikmatan badani; seperti makan, minum, hura-hura dan sek. Itulah orientasi dominan dalam kehidupan kebanyakan manusia yang harus dikorbankan (disembelih) Selanjutnya dijadikan kendaraan ruhani menuju ridlo ilahi.

Demikianlah pelajaran-pelajaran yang dapt diambil manfaatya dari peristiwa kurban,.

Rasulullah melaksanakan sholat ‘Idul Adha yang pertama pada tahun kedua Hijryah dengan menyembelih hewan qurban, untuk melestarikan tradisi yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS. Karena perbuatan yang paling disukai Allah pada hari Nahr adalah qurban, seperti sabda Nabi:

Artinya: “Tidak ada perbuatan manusia pada hari Nahr (10 dzul Hijjah) yang paling dicintai Allah SWT dari pada mengalirkan darah (menyembelih hewan qurban)”

Adapun keutamaan-keutamaan menyembelih hewan qurban, Rasulullah telah menjanjikan bahwa keutamaan menyembelih hewan qurban ialah “BIKULI SYA’ROTIN HASANATAN” bahwa dari setiap helai bulu binatang qurban yang disembelih akan mendapat pahala satu kebaikan. Kemudian dalam hadis lain Nabi bersabda:

Artinya: “Barang siapa yang menyembelih qurban dengan baik dan rela hatinya mengharap pahala dari Allah , maka qurbanya akan menjadi penutup baginya dari api neraka”.

Dalam hadis lain juga disebutkan yang artinya: “Agungkanlah dan mulikanlah hewan qurbanmu sekalian, karena itu akan menjadi kendaraanmu di atas Shiroth dan ingatlah bahwa sesungguhnya qurban itu bagian dari amal yang bisa menyelamatkan pelakunya dari kejelekan hidup di dunia maupun di akhirat” sehingga Rasulullah mewajibkan dirinya sendiri untuk berqurban lewat sabdanya:

Artinya: “Ada tiga hal yang bagiku (Nabi) adalah fardu dan bagi kamu sekalian adalah sunat (mu’akad), yaitu: sholat witir, Nahr (berqurban) dan sholat Duha”

Sekalipun Rasulullah sudah pernah melaksanakan qurban, namun selalu selalu menganjurkan qurban tiap tahunya:

Artinya: “Wahai sekalian manusia: Upayakan bagi setiap-setiap rumah dalam setiap tahun ada yang berqurban”

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Radio NU Online

ANSORUNA - Ikhtiar Melawan Lupa

×

Popular Posts

PAC GP ANSOR GENUK



 
Support : Warta Madani | Sciena Madani | Ansoruna
Proudly powered by PAC GP Ansor Genuk Semarang
Copyright © 2011. Ansoruna - GP Ansor Genuk Semarang - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template